B2C Marketing: Going (or Gone) With The Wind

Marketing adalah tentang seni memahami kepada siapa kita (baca: bisnis) sedang berbicara. Dan, konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan happy customers; dibarengi dengan usaha kita untuk bisa mengerti apa keinginan pelanggan, dan mengemasnya dalam bahasa mereka pula.

Dalam B2C Marketing – yang pesannya (selalu) dikemas dengan lebih emosional -, pelanggan cenderung membuat keputusan impulsif sebagai respon emosional atas pesan yang dikomunikasikan bisnis. Hal tersebut sah-sah saja selama tidak melenceng dari value proposition si bisnis tersebut. Seperti premis marketing masa lampau: “namanya juga marketing kan..”

Meski keputusan dibuat impulsif, reaksi pelanggan ini mampu membangun rasa percaya yang berujung pada established loyalty. Lalu seperti apa B2C marketing yang baik? Setiap bisnis membutuhkan strategi marketing yang unik, as they are a unique entity. Namun ada tiga esensi yang hingga hari ini merupakan trik jitu untuk connecting with customers.

#1 Make Customers Into Ambassadors

Kini, di dunia yang penuh perubahan ini, definisi customers juga berubah. Customers kini sudah menunjukkan kepercayaan kepada sebuah brand, tanpa/sebelum menjadi pembeli produk/layanan brand tersebut. Tipe customers seperti ini relies heavily on social proof; seperti testimoni atau bahkan share dan likes di media sosial. Ketika ditransformasikan menjadi brand ambassador, dengan pasti akan dapat meyakinkan customers lain untuk keputusan pembelian. Bahkan, ketika mereka sendiri bukanlah pembeli.

#2 Reguler Content Marketing

Konten merupakan inti dari seluruh aktivitas marketing yang kita lakukan. Ingat, konten bukanlah melulu tentang teks; konten adalah semua hal yang mengandung pesan brand tersebut. Bisa dari touchpoints apa saja: verbal, visual, auditori, dan lainnya. Dan kini, content marketing adalah metode yang paling mampu menarik customers; apalagi dikombinasikan dengan integrasi kanal lainnya: blog, video channel, media sosial

#3 Social Media For An Establish Relationship

Pada akhirnya, strategi marketing yang kita bangun semestinya berinvestasi melalui media sosial; agar dapat menghubungkan customers dengan value brand dengan lebih cepat.

Social media marketing memungkinkan brand untuk dapat menjalin hubungan baik dengan pelanggan, in a more human and fast-paced environment.

Theresia Karninda


Leave a comment